Tuesday, December 16, 2008

Mencari Pembanding Wajah Manado

Setiap kota mempunyai karakteristik masing-masing, tapi ada beberapa kota yang mempunyai persamaan wajah karena struktur alam yang serupa. Karakteristik kota Manado mirip dengan Padang di Sumatera Barat dan Kota Kinabalu di Sabah, Malaysia. Kota menghadap laut di sebelah barat, membelakangi gunung-gunung, dan dibelah oleh beberapa sungai. Kalau kita hendak membangun Manado, tidak ada salahnya kita belajar dari pembangunan kedua kota ini.

Saat ini ketiga kota ini sedang membangun waterfront city, namun, dengan kondisi masyarakat dan penataan kota yang berbeda, hasil sementara yang sudah dicapai sungguh berbeda.


Keindahan Alam

Dari segi keindahan alam, Manado masih unggul karena bukit-bukit di tengah kota memiliki bentuk yang lebih indah dan tertata oleh hunian penduduk dan perkantoran. Dua tanjung dengan gunung-gunung di baliknya yang mengapit Teluk Manado serta Gunung Manado Tua yang gagah di tengah laut menambah kekuatan karakter Manado sebagai kota pantai dan bukit. Di Padang bukit-bukit berada di pinggiran dan agak jauh dari pusat kota sehingga memberi kesan datar. Sementara bukit di Kota Kinabalu masih terkesan liar.


Kebersihan

Dari segi kebersihan, Padang nomor satu. Sungai-sungai dan jalan-jalannya lebih bersih daripada di Manado dan Kota Kinabalu.
Di Padang kita tidak akan melihat joroknya daerah pinggiran kali seperti Karame-Kampung Arab-Sindulang-Jengki di Manado atau busuknya air kali di pusat Kota Kinabalu.

Memang butuh kesungguhan Pemerintah Daerah dan dukungan masyarakat untuk membersihkan dan mempercantik daerah pinggiran kali. Sayangnya, ini hal yang sangat sulit ditemukan di Manado. Tanpa perlu penjelasan panjang lebar, cukup berdiri di Jembatan Megawati dan nikmatilah pemandangan yang seharusnya indah dengan latar belakang Gunung Klabat yang menjulang atau Gunung Manado Tua yang menyembul dari air. Latar belakangnya cantik, tapi wajahnya amburadul!

Pemerintah Kota Padang telah berhasil mengubah wajah tepian sungai-sungai di Padang menjadi pedestrian yang rapi dan sedap dipandang mata. Air pasang dan hujan yang biasanya meluap dari sungai-sungai ini kini tak lagi mengancam kota Padang karena kokohnya tembok pembatas sungai yang dibuat serta bersihnya air sungai dari sampah domestik. Bahkan di dekat Jembatan Tabing kita bisa melihat perahu bercadik menghiasi keindahan muara sungai dengan latar belakang kerangka jembatan kereta api serta pulau kecil di tengah sungai.



Infrastruktur dan Pembangunan

Dari segi pembangunan, infrastruktur dan modernisasi lingkungan, Kota Kinabalu lebih unggul daripada kedua kota di Indonesia yang lebih tua itu. Jalan-jalan kota dan antarkota yang lebih lebar serta penataan pemukiman yang lebih rapi membuat pekerjaan mempercantik kota akan lebih mudah. Dari segi fasilitas penunjang pariwisata, Kota Kinabalu boleh berbangga dengan berbagai hotel berbintang limanya, terutama resort Sutera Harbour yang ada di tengah kota!

Daerah pinggiran utara Kota Kinabalu yang mirip bagian utara Manado disulap menjadi kawasan pendidikan dan bisnis baru. Bangunan-bangunan kampus dan taman di Universiti Malaysia Sabah lebih indah dibandingkan di berbagai kampus di Indonesia. Jalan panjang di tepian pantai ke arah utara Kota Kinabalu begitu mulus dan rapi. Gedung Tun Mustafa Tower yang berbentuk silinder 30 lantai berdiri menjulang di ujung utara Teluk Likas. Bayangkan kalau ada gedung setinggi ini di pantai Molas!

Jalan disepanjang Teluk Likas yang menghubungkan pusat Kota Kinabalu dengan bagian utara kota dipercantik dengan Masjid Kota Kinabalu yang indah. Rumah-rumah kayu di atas air Sungai Likas tidak memberi kesan kumuh, tapi justru menjadi pemandangan menarik karena perbedaannya dengan perumahan mewah dan gedung perkantoran di seberang sungai. Jembatan kokoh menuju ke gedung Tun Mustafa Tower mempertegas kekuatan infrastruktur Kota Kinabalu. Di sisi timur jembatan sedang berlangsung pembangunan Kingfisher Waterfront, melengkapi kemegahan Likas Hospital di lahan yang luas dalam area perumahan modern Kingfisher Park.

Di seberang Kingfisher Park, berdiri kantor megah Dewan Undangan Negeri Sabah (badan legislatif Sabah) dan beberapa gedung pemerintahan Sabah, seperti Gedung Federal dan Gedung Departemen Lingkungan dengan arsitektur modern seperti di Putrajaya. Selanjutnya adalah kompleks University Malaysia Sabah yang tertata rapi dan indah, dengan dua bangunan pusat yang megah, yaitu twin tower yang lebih mirip hotel berbintang 5 dan Chancellary Hall-nya yang berbentuk gong dengan kubah raksasa.


Di seberang jalan Universiti Malaysia Sabah, berdiri megah 1Borneo Hypermall dengan tiga tower apartemen serta dua tower hotel Mercure dan Novotel. Para pelancong yang hendak mendaki Gunung Kinabalu tak akan merasa penat dalam perjalan mereka meninggalkan Kota Kinabalu.


Model

Pembangunan bagian utara Kota Kinabalu ini membuat saya iri ketika membandingkannya dengan bagian utara Manado. Untuk apa ada Jembatan Soekarno kalau selanjutnya hanya ada rumah-rumah penduduk yang bergerombol di tepi pantai dan selalu bermasalah saat musim angin Barat? Bayangkan jika ada jalan lebar disepanjang pantai Sindulang-Karangria-Tumumpa. Transportasi dari pusat kota ke wilayah Molas akan lancar. Perkembangan wilayah utara Manado tentunya akan lebih pesat. Bayangkan bila Bengkol, Buha, dan Molas berubah seperti Likas dengan keindahan bangunan perkantoran, kampus, dan pusat perbelanjaannya.

Demikian juga penataan sungai-sungai di Padang. Kebersihannya, kesadaran masyarakatnya, serta ketegasan pemerintah daerahnya membuat saya kagum. Bayangkan bila daerah sekitar Jembatan Megawati menjadi daerah pariwisata yang memberi rasa nyaman pada turis-turis asing yang akan ke Bunaken dengan sarana transportasi milik rakyat.

Pembangunan waterfront city di Kota Kinabalu dilakukan di wilayah utara kota karena padatnya daerah di sebelah selatan yang telah lebih dahulu dibangun. Sementara Pemerintah Kota Padang akan membangun Padang City Bay di daerah reklamasi di atas laut yang akan dibangun di tepi selatan kota. Hal ini sudah terlebih dahulu dilakukan di Manado 12 tahun yang lalu.
Untuk menunjang pembangunan dan aktivitas masyarakat Padang sudah memiliki jalan by pass di sisi timur kota yang membentang dari selatan hingga ke utara untuk membantu jalan utama yang sudah ada di dekat pantai. Demikian juga dengan Kota Kinabalu yang bahkan memiliki jalan tol di tengah kota.
Apabila Manado hendak membangun waterfront city, kepadatan di pusat dan bagian selatan kota tentunya menghambat pembangunan infrastruktur yang mendukung perkembangan kota. Selain itu, bagian Selatan Manado terlalu dekat dengan daerah pegunungan sehingga menyulitkan pembangunan jalan-jalan baru. Arah perkembangan sebaiknya diutamakan ke sisi utara kota yang belum sepadat bagian selatan, sehingga akan memudahkan pembangunan jalan yang lebih lebar untuk mendapatkan infrastruktur yang lebih baik. Untunglah Pemerintah Daerah telah merencanakan pembangunan ring route yang akan mengelilingi kota Manado, sehingga transportasi antarwilayah nantinya tidak perlu melewati jalan dalam kota yang sudah sangat padat. Namun pembangunan Manado akan lebih nyata apabila ada jalan yang membentang di sepanjang pantai dari ujung selatan hingga ujung utara kota Manado.

Mungkinkah Manado mengikuti beberapa hal baik dari kedua model ini dalam pembangunannya? Kita boleh berharap akan adanya suatu perubahan arah pembangunan, dukungan dana, kesadaran masyarakat, dan kerja sama semua pihak sambil membenahi perilaku kita sendiri terhadap lingkungan.

No comments:

Post a Comment